Puisi : "Wahai Insan Muda"

Wahai Insan Muda...Mengapa Kau Suka Bersuka Ria Dengan Nafsumu...

Tak Ada Yg Menjamin Kamu Mati Dihari Tua..

Tak Ada Yg Menjamin Kau Akan Hidup Lebih Lama Sedangkan Kau Lalai Dalam Menegakkan KeberanNya Dan Menunda Taubat Sebagai Penebus Khilaf Dosamu Pada Tuhanmu..

Hari - Harimu Hanya Menggalaukan Hati Dan Imanmu..

Membuka Prostitusi Cinta Dalam Ikatan Pacaran...

Menunggak Bir , Narkoba Dalam Pesta Diskotik Syetan..

Bermusik Ria Menampakkan Kelalaian Dan Membangkitkan Matinya Hati Untuk Membaca Ayat Cinta-Nya..

Kini Kau Menjadi Budak Mode, Perhiasan Modernisasi..

Fahammu Hanyalah Kemajuan Zaman..

Namun Kebiasaanmu Seperti Zaman Jahiliyah Yg Kuno...

Kau Ingin Disebut Berakal Namun Akalmu Masih Tertindih Alegori Nafsu Yg Menyebakan Kemunafikan dan Kefasikan Sehingga Salah Persepsi,

Mata Akalmu Telah Tertutupi Kaum Musuhmu Yg Menjeratmu..

Yahudi Dan Nasrani Adalah Kelompok Yg Ingin Membuatmu Meniru Mereka Semenjak Zaman Lampau, Tapi Apa Kau Malah Meniru Gaya Mereka Dan Mengidolakannya, Dan Lagi Menerapkan Kebiasaannya Yg Menyimpang...

Tak Ada Pacaran Dalam Islam..

Cukup Sempurnalah Dengan Pernikahan..

Tak Ada Pengidolaan Yg Berlebihan Kepada Makhluk Dalam Islam Sehingga Syirik Menduakan Cinta Pada Allah dan RasulNya Kecuali Mengidolakan Rasulullah Sang Tauladan Terbaik Bagi Seluruh Dunia..

Tak Ada Hiburan Yg Mengeraskan Hati Dan Melalaikan Dalam Islam Kecuali Amal Sholeh Dan Menyeramakkan Segala Isi dan Makna Kitabullah..

Tak Ada Busana Ketat Dan Transparan, Cukuplah Pakaian Syariat Melambangkan Iman Takwa Yg Sebagai Penutup Tubuh Yg Begitu Mulia..

Kau Tahu Orang Kafir Tapi Tak Sadar Kau Mengikuti Jejaknya..

Rasul Sudah Bersabda Bahwa Barangsiapa Yg Mengikuti Kebiasaan Suatu Golongan Berarti Dia Termasuk Golongan Tersebut..

Jika Kau Berakal, Jika Kau Percaya Hari Akhir Dan Hari Perhitungan..

Cobalah Buka Mata Hatimu Dan Akalmu..

Apakah Kita Sudah Menjalani Islam Secara Kaffah ?

Kajilah Sesuatu Sebelum Kau Mengaplikasikannya..

Hidup Ini Begitu Berarti,Jadi Jangan Biarkan Dirimu Tersesat Dan Menyesal Abadi Diakhirat. 

Sumber : http://celotehbisu.blogspot.com/2013/08/wahai-insan-muda.html

My Poetry (2)

Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga

Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga

Selamat pagi Emak, selamat pagi Abah
Mentari ini berseri indah
Terima kasih Emak, terima kasih Abah
Penuh hati berkata dari kami putra putri yang siap berbakti

(Lirik Lagu OST Sinetron “Keluarga Cemara”)

Rinduku Untuk Ayah-Ibu

Ibu, taukah engkau kini gadis imut yang Kau lahirkan telah 

menjadi gadis dewasa

Ayah, taukah engkau, kini gadis kecil yang pernah kau timang telah menjadi gadis remaja

Ayah-Ibu, Aku rindu kalian

Dari kejauhan rinduku hanya ku titipkan

Lewat doa-doa yang terlantun usai sholatku

Ayah-Ibu, Aku rindu kalian

Aku terlalu takut mengutarakannya

Lewat tulisanku kutulis sepenuhnya rinduku

Ayah-Ibu, Aku gadis kecil kalian

Gadis kecil dengan penuh kenakalan

Gadis kecil dengan penuh kemanjaan

Gadis kecil dengan penuh tangis

Ayah-Ibu,

Maafkan Aku,

Saat ini Aku belum bisa membuatmu bahagia

Maafkan Aku,

Saat ini Aku masih dengan egoku

Hingga membuatmu bersedih

Ayah-Ibu

Taukah kalian, kalian bagai sinar dalam hidupku

Sungguh Allah telah menitipkan Diriku pada kalian

Kalian, pahlawan dihidupku,

Kalian, jiwa ku untuk mendaptkan surga Allah.

Ayah-Ibu

Doamu bagai pelindungku

Kasih sayangmu bagai kehangatanku

Cintamu bagia surgaku

Ayah-Ibu

Doakan Aku baik-baik

Disaat aku jauh dan dekat kalian

Ayah-Ibu

Kelak, Aku berjanji akan membuat kalian bahagia dan bangga dengan diriku ini

Walaupun semua yang telah kau berikan padaku, tak mampu Aku balas atas semua jasa, pengorbanan, cinta dan kasih sayangmu yang telah engkau berikan semua padaku

TAPI

Aku selalu punya doa untuk kalian

Wahai Ayah-Ibuku...

“Rabb, Jaga & Lindungi Kedua Orang Tuaku, dimanapun Belian berada. Dan bimbing Kami dalam meraih surga-Mu”

                                                                             By: Dwita

Yogyakarta

(Untuk Ayah-Ibuku di Mempawah-Kalimantan Barat)

My Poetry (1)

Ya Rabb, atas izin-Mu, izinkan Aku menulis serangkaian puisi untuk seseorang yang kusayangi,

Bismillahhirahmanirahim.......

Untukmu wahai pujangga

Wahai, dikau sang punjangga cinta...

Lihatlah Aku disini, berdiri untukmu...

Lihatlah Aku disini, menunggu untukmu...

Wahai, dikau sang punjangga cinta...

Sungguh telah lama, ku pendam rasa ini...

Sejatinya cinta yang tumbuh dihatiku kepada dirimu...

Wahai, dikau sang punjangga cinta...

Yang ku ingin rasa ini adalah kehendak dari Sang Pencipta...

Yang akan membawa kita pada satu tujuan, karena Illahi...

Wahai, dikau sang pujangga cinta...

Izinkan Aku menjadi wanita kedua setelah Ibumu...

Izinkan Aku menjadi wanita ditempatmu untuk berkeluh kesah...

Izinkan Aku menjadi wanita pendamping hidupmu...

Izinkan Aku menjadi wanita yang kelak menjadi ibu anak-anakmu...

Izinkan Aku menjadi wanita yang ada disisimu disaat kau susah, senang, kurang atau lebihnya dirimu...

Dan...

Izinkan Aku menjadi wanita dihatimu, yang kelak, dirimu salah seorang yang akan menghantarkan diriku kepada syurga Illahi...

Wahai, dikau sang pujangga cinta...

Raihlah diriku yang menunggumu...

Gapailah Aku, dan hapus air mataku...

Yang selama ini menanti belaian kasih sayangmu...

Wahai, dikau sang pujangga cinta...

Izinkan Aku mencintai dirimu - apa adanya dirimu...

By :   Dwita

Ketika Aku T'lah Dewasa (My First posting in 2013)

Doooooorrrr. Heay guys. Alias pembaca blogku. Maaf sudah terlalu lama ga posting sesuatu diblog. Dikarenakan ada beberapa kesibukan (sok penting deh) :P

Hehehehe, gpp sekali-kali #nge-eksis diblog sendiri ga masalah J

InsyaAllah, kalau ada waktu yang tepat, akan ada postingan yang sedikit memperjelas, #uupps memperlihatkan kesibukan apa aja, sampai-sampai mau nulis diblog aja kok ribet alias lamaaa....

Untuk postingan pertama pada tahun 2013 diblog ini akan diawali dengan puisi.

Mau tau.... ayooo baca sampai selesai. J (selamat menikmati)

Ketika Aku T’lah Dewasa

Rasa, Dulu ku ditimang oleh Ibu

Dulu ku dimanja oleh Ayah

Dulu ku bermain dengan kakak dan adik.

Rasa kini telah berganti

Berganti waktu yang terus berjalan

Seperti aku meniti hidupku dengan penuh perjuangan

Bagai bunga ditaman yang telah mekar

Ayah, Ibu... Aku T’lah Dewasa

Tak sedikitpun rasaku berkurang untuk kalian berdua

Yang selalu kucintai.

Ketika, Aku T’lah Dewasa

Aku harus mengubah hidupku menjadi lebih baik

Dan ku akan membuktikan Aku bisa

Aku bisa atas apa yang ku ucap.

Ketika, Aku T’lah Dewasa

Seharusnya ku harus mengenal jati diri ini

Kasih sayang, harapan, impian, cita, perjuangan dan Cinta.

Ayah, Ibu, Aku T’lah Dewasa

Namun, Aku masih perlu belajar dan berproses pada hidup ku ini

Bahwa tak ada yang tak berguna di dunia

Aku T’lah Dewasa

Aku belajar mandiri untuk tidak mengeluh, tidak egois

Tidak berputus asa.

Aku berjuang dan akan selalu belajar dalam proses kehidupan ini.

Ayah, Ibu, dan akan ku buktikan Aku bisa membuat kalian bangga padaku.

Amin.

Terima Kasih buat pembaca yang sudah memabaca dan mampir diblog ini. dan sampai ketemu lagi dipostingan berikutnya......

"Jadilah orang baik, tapi jangan merasa lebih baik dari orang lain. Jadilah orang pintar merasa, tapi jangan merasa lebih pintar dari orang lain"

Dont forget to follow my twitter : My Twitter

and My Facebook : My Facebook