Jumat, 01 Oktober 2010

DI HATIKU SELALU TERUKIR NAMAMU

Diposting oleh dwita is Miss CueX di Jumat, Oktober 01, 2010


            Tak biasanya, malam ini begitu dingin dan sepi tanpa bintang yang terang menyinari malam, seolah-olah bintang-bintang di langit juga merasakan betapa sedih dan pilunya hati Arine yang memikirkan mantan pacarnya, yaitu Ardi. Walaupun mereka sudah putus sejak 1 bulan yang lalu, tapi Arine selalu memikirkan Ardi. Arine tak sanggup untuk berpisah dengan Ardi, pasalnya Arine dan Ardi harus menyudahi hubungan tali kasih sayang mereka karena Ardi harus melanjutkan kuliahnya keluar negeri untuk 4 tahun kedepan. Betapa hancurnya hati Arine mengingat mereka yang telah berpacaran kurang lebih 4 tahun, namun semuanya berakhir begitu saja.
Pikiran Arine pun melayang mengingat peristiwa 4 tahun silam, di taman bunga tepatnya jam 3 sore, Ardi menggutarakan semua isi hatinya.
“Rin,,,,Aku ingin ngomong denganmu..” ujar Ardi dengan keringtan dingin.
“ya ampun Ardi,,,keq baru kenal Aku aja. Ngomong aja lagi. Mau ngomong apa sih Sayang??” sambil mengenggam tangan Ardi dan dengan suara yang khas dari Arine membuat Ardi takut mengatakannya.
“Rin,,orang tuaku memintaku untuk melanjutkan study ke luar negeri.”
“wah, berita bagus itu Di. Selamat ya.” Ujar Arine singkat. “terus kenapa Kamu sedih Sayang??” Tanya Arine dengan cermat.
“Rin, Aku gak bisa melanjutkan hubungan ini lagi. Aku gak bisa menerima jika kita harus pacaran jarak jauh!!” jawab Ardi dengan sedih.
“APA??? Maksudmu kita putus Di???” sesaat Arine dan Ardi diam. “Di, kenapa kita harus putus, kenapa?? Kita bisa kan menjalani semua asal kita percaya dan setia satu sama lainnya.” Arine pun tak sanggup lagi menahan air mata yang menetes dimatanya.
“Sayang, maafkan Aku. Ini memang tidak mudah buat kita berdua, kita telah berpacaran kurang lebih 4 tahun dan itu bukan waktu yang sebentar atau sedikit. Telah banyak kita lalui masa-masa yang indah dan sulit.” Ardi pun berusaha untuk menenangkan Arine.
 “Kemana janji Mu, Ardi, yang selalu  mengatakan akan setia pada Ku. Kemana janji itu???” tanpa berbasa-basi lagi Arine pun berlari sambil mengusap air mata yang membajirin wajah mulusnya dan lekas meninggalkan Ardi yang duduk sendiri tanpa menoleh lagi. Dan Arine pun tidak memberi kesempatan buat Ardi mengejarnya serta menjelaskan semuanya lebih detail, tetap saja Arine berlari dan terus berlari.
Pikiran Arine pun segera buyar ketika Bunda menggutok pintu dan menyuruhnya untuk makan malam bersama Ayah, dan kedua adik kembarnya, Miki dan Miko.
“Kamu kenapa toh Rin? Kok lesu gitu, ada masalah? Ayo, cerita dengan Ayah.” Tanya ayah dengan penuh perhatian pada anak pertamanya ini, Arine Septiani Wijaya.
“Gak kenapa-napa kok Yah, Arine Cuma capek aja, habis diospek kakak senior di kampus tadi siang.” Jawab Arine dengan kebohongannya.
“Ah, Kak Rin bo’ong Yah!! Tadi Miki ngintip Kak Rin nangis keluarin air mata gi,,tu,, sambil leatin foto Bang Ardi” ejek Miki sambil menggulurkan lidahnya kepada Arine. Namun, Tak biasanya Arine hanya diam saja dan tidak menghiraukan ejekan adiknya.
“Husss,,Miki, jangan begitu dengan Kakakmu. Sudah sekarang ayo makan, ntar keburu dingin” ucap Ayah untuk meleraikan ejekan Miki pada Arine.
***
            Baru selesai diospek 1 minggu oleh kakak seniornya disalah satu Universitas yang cukup terkenal di Jakarta, Arine sudah banyak mendapatkan temam dan pengalaman yang baru, kecuali Mira, dan Yuke. Mereka adalah teman Arine dari sejak duduk di bangku SMA kelas 1 hingga kelas 3, mereka masuk pada jurusab yang sama pula yaitu akutan. Sebenarnya mereka ada 5 orang sahabat yang cukup akrab dan banyak diirikan teman sekolahnya karena persahabatan dan keakraban mereka yang harmonis, walaupun diantara mereka memiliki watak/sifat dan agama yang berbeda tetapi mereka bisa menjaga  persahabatannya dengan baik. Yang duannya lagi ialah Shifah dan cathrien, namun Shifah harus berpisah dengan mereka karena Ia akan melanjutkan Kuliah Di luar kota, begitu juga dengan Cathrien yang akan melanjutkan usaha Papanya di Kalimantan.
            Namun hari berganti hari, Minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, bahkan telah 1 lebih tahun dilewati oleh Arine tanpa Ardi. Namun Arine masih saja memikirkan Ardi dan mengharapkan Ardi kembali lagi padanya. Di dalam doanya, Arine selalu mendoakan Ardi walaupun sakit buat Arine menerima semuanya.
                                                                           ***
            “Rin….tungguin kita dongs!!!!” teriak Mira dari kejauhan bersama Yuke kemudian berlari kecil menghampiri Arine. “loh jalan cepet banget, Rin? Capek kita ngejar loh!!”
            “Edisud Rahmad Kartolo. Maksud loh!! Nenek-nenek maen guli, mane’ duli” ejek Arine pada kedua sahabatnya sambil berjalan bersama.
            “Ah,,loh Rin!!” ujar Yuke geram. “mentang-mentang baru aja putus dari Ardi, loh jadi cepat marah, sinis, pesimis daaann laiiiin” Ujar Yuke dengan getir pada Arine.
            Tiba-tiba saja Arine menghentikan langkahnya dan menatap Yuke dengan tajam, sehingga membuat mereka bertiga terdiam sesaat.
            “Jangan pernah sebut nama Ardi di depan Gue lagi!! NGERTI!!!” amarah Arine dengan bengis pada Yuke. Dan Arine pun berjalan meninggalkan kedua sahabatnya itu di Selasar podium kampus.
            “loh sih Ke,,gara-gara loh, sih Arine marah dan pergi.” Protes Mira kecewa.
“Loh,,,loh!!! Kok Loh salahkan Gue sih. Mang dasarannya aja tuch Arine sekrang suka marah sejak putus dari Ardi.” Balas Yuke dengan marah.
“Ah, Gue gak mau tau!! yang jelas Loh sudah buat Arine marah gara-gara Loh nyebutin nama Ardi di Depan Dia dan Loh nanti harus segera minta maaf.” Jawab dan pinta Mira pada Yuke.
“Iyaaaaa Nek!! He..he..he” tawa Yuke sambil mengejek Mira.
“Apaan sih Loh, Gue bukan Nenek Loe lagian tau!!!” marah Mira
“Iidih ikutan marah ni kek sih Arine” balas ejek Yuke.
“daah aah, Gue males ribut dengan Loh!! Masuk yuks, ntar gak dapat bangku” sambil menarik tangan Yuke dan berjalan menuju kelas mata kuliah.
***
Dalam hati Arine mulai ngomel lagi atas sikap sahabatnya itu, “Aah mereka itu, sudah tau, Gue sudah putus dari Ardi. Napa lagi mereka ngejek kek gitu!!”. Arine pun menyobek selembar kertas dan menulis sebuah kalimat ‘ARDI JAHAT, TEGA TINGGALIN ARINE’, dan kemudian meremas kertas tersebut dan melemparnya. Dan menulis kalimat lain kemudian diremas untuk dilempar lagi, dan begitu seterusnya. Tanpa disadari oleh Arine, salah satu kertas yang Ia lempar mengenai kepala seorang pemuda. Namanya Mario Al Zeefa (Zee), seorang pemuda berkebangsaan Inggris yang telah menetap di Indonesia sejak kecil, namun waktu Ia menlanjutkan sekolahnya ditingkat SMP, Zee harus mengikuti Ibunya yang mendapat tugas Di Prancis. Pada saat itu Zee yang sedang asik membaca di Bawa pohon menjadi terganggu dan membaca kertas tersebut kemudian menghampiri Arine yang masih saja menulis dan merobek kertasnya.
”Maaf?? Ini kertas Kamu yo, membuat khotor thaman kampus!!” nasehat Zee dengan halus tanpa menghilangkan cara bule itu berbicara dengan pelatnya.
Sebelum Arine menghentikan tangannya untuk menulis lagi dan melihat pemuda yang tepat berdiri di bangku yang Ia duduki itu, Arine berbisik pada hatinya “spa sih nich!! Ganggu aja!!”. Dan kemudian Arine pun berdiri seraya menatap dengan tajam pemuda itu.
“Eh,, terserah Gue dongs!!! Ni kampus bukan punya nenek moyang Loh juga,tau!! Loh jangan jadi pahlawan deh, dengan menasehati Gue!!KUNO TAU!!” Kalau kamu mau jadi pahlawan pungut tuch sampah, bersihin tuch tamam kampus ni” brontak Arine dengan ganas kepada pemuda itu, dan meninggalkannya begitu saja tanpa memberi kesempatan lagi untuk Zee membela diri.
“Wait,, are you Arine Septiani? Arine is my friends in primary school??” Tanya zee sambil menatap tubuh Arine dari belakang.
Tak lama kemudian langkah Arine pun berhenti dan membalikan badannya. Dengan penuh keheranan, Arine segera menghampiri Zee.
“What?? you know about Me??” Tanya Arine
“Yes, I know You. Do you still remember about Me??” jawab Zee.
Sejenak Arine berpikir dan mencoba untuk meningat siapa pemuda yang tepat di Depannya. Arine pun mengingat temannya waktu duduk di Sekolah Dasar.
“ZEE???? Oh, my god. It’s you,zee. Of course, I know you. You are a naughty boy,right??” ejek Arine tanpa memperdulikan tatanan bahasa inggrisnya.
Pada saat itu Arine begitu senang melihat Zee, karena Zee merupakan teman yang menjadi cowok favorit di Sekolah Dasarnya, yaitu salah satu Sekolah Dasar yang terkenal di Jakarta, rata-rata orang tua yang memiliki kelas tertinggi dan adapun orang tua yang tidak mampu namun anaknya memiliki prestasi yang bagus.
“Yea, ini Aku Rin, Zee. Ya Allah, Gue senang banget bisa ketemu Kamu di Sini” ujar Zee dengan senyumnya yang khas.
            “Gue pun juga senang banget Zee, by the way sekarang Loh kuliah dimana?? Dan sekarang tinggal dimana??” balas Arine dengan senyum disertai pertanyaan.
            “Oh, sekarang Gue kuliah di Sini juga, jurusan kedokteran tapi Gue cuma 3 tahun di Indonesia, karena Gue meminta kontrak study di Indonesia selama 3 tahun dan itu diterima. Ya, buat cari pengalaman aja,Rin. Gue tinggal di Apartemen yang ada di Jakarta Selatan.” Ujar Zee dengan nada yang mulai menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. “Kalau Loh gimana,Rin??” Tanya Zee.
            “Gue kuliah di Sini juga jurusan akutan. Zee, Loh kok mau kuliah di Sini padahalkan kuliah di Luar negeri lebih terjamin buat Loh, apalagi Papa Loh itu kan dosen di University prancis” balas Tanya Arine, sambil melihat jam dan menyambung perkataannya barusan “Wah Zee, Gue ada jam kuliah sekarang, Gue masuk dulu ya.. ni kartu nama Gue,” sambil menggeluarkan kartu kecil dari dompetnya. “Dan kalau Loh mau cari Gue atau ketemuan, calling atau datang aja di Rumah. oke!!!” teriak kecil dari Arine kemudian berlari dan meninggalkan Zee dengan lambaian tangan.
            “Dasar!!! Loh gak berubah ya Rin, sama aja kek dulu. Gak memberi kesempatan buat orang protes, hehehehehe” tawa Zee disertai balasan lambai tangan kepada Arine.
***
            Sejak pertemuan Arine dengan Zee, itu membuat hari-hari Arine menyenangkan dan penuh kebahagian, karena Zee anaknya baik, pengertian, pintar, ramah, sopan dan rajin pula beribadah dan semua itu terjadi saat Zee lebih dekat/mengenal Arine. Hal ini membuat orang tua Arine merasa senang bila Arine bisa membuka hatinya lagi untuk Zee, setelah beberapa tahun sedih memikirkan Ardi yang sekarang kuliah di Australia jurusan marketing. Bahkan Zee pun pernah menyatakan perasaannya kepada Arine, untuk dijadikan kekasihnya, namun hati Arine tetap milik Ardi, arine begitu setia menunggu Ardi, walaupun Arine mendengar dari Reza (adik Ardi yang masih SMA kelas 2) bahwa Ardi sudah memiliki beberapa pacar, tapi sayang hubungan Ardi dengan sang pacar tak berlangsung lama. Dan sayangnya, Arine menolak Zee karena tidak mau menjadikan Zee sebagai pelarian sedangkan hatinya memikirkan Ardi terus. Walaupun demikian Zee tetap menunggu Arine dengan sabar dan perhatian dan semua yang telah Ia berikan kepada Arine tidak membuat goyang cintah dan sayangnya pada Arine.
            3 tahun pun berlalu, Arine dan sahabatnya Mira berserta Yuke tetap bisa menjaga persahabatn mereka walau terkadang mereka suka ribut, namun karena mereka sangat menghargai nilai persahabatn itu mereka tetap harmonis, dan mereka berencana akan berkumpul dengan 2 sahabatnya lagi Shifah dan Cathrien  untuk merayakan tahun baru bersama-sama. Dan 3 tahun itu pula merupakan masa-masa Arine untuk bernostalgian dengan Zee, mengingat kontrak study Zee berakhir dan harus melnjutkan ke Prancis. Betapa sedihnya hati Arine karena Ia harus merasakan sedihnya ditinggal pergi orang-orang yang Ia sayang.
            “Jaga diri Loh, baik-baik ya Rin. Gue mau Loh jangan sedih kek gini lagi, senyum dong manis” hibur Zee kepada Arine disaat detik-detik perpisahan mereka di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dengan terharunya Zee pun masih sempat memeluk Arine dengan hangat dan mengusap air mata yang jatuh membajiri wajah Arine kemudian Zee memberi kecupan sayang di kening Arine. Setelah itu beranjak untuk bersalaman dan mengucapakan kata perpisahan kepada 4 sahabat Arine yang telah berkumpul, Yuke, Mira, Shifah dan Cathrien. “Tolong jaga Arine ya,,,Gue percaya kok dengan persahabatan kalian dapat diajungkan jempol sepuluh,heheehehe…” ejek Zee pada 4 gadis yang sedang menginjak usia 22 tahun dan ada juga 23 tahun.
            “Loh tenag aja Zee, kita akan jaga Arine dengan baik kok” ujar Shifah sambil melirik ke Arine yang sedang menahan tangis dan berdiri 3 meter di depannya.
“Yoii,,Zee” sahut Cathrien
Zee hanya terdiam dan membalas senyumam dari sahabat Arine itu. kemudian segera menhampiri Arine dan membisikkan sesuatu ‘DI HATIKU SELALU TERUKIR NAMAMU, WALAUKU TAHU DIRIMU TAKKAN JADI MILIKKU, AKU SANGAT MENYAYANGIMU, ARINE’. Zee pun terus melangkah maju meninggalkan Arine berserta temam-temannya. Dan sekilah membalikkan badan untuk melihat Arine yang terus mengelurkan air mata seperti hujan yang tiada hentinya, dan dirangkul teman-temannya.
“Zee,,,,,,” Arine melangkah maju untuk mengejar Zee beberapa langkah. “Maukah kau membawaku terbang ke prancis bersamamu??” dengan bercucuran air mata Arine pun berusaha meminta Zee untuk tidak meninggalkannya.
“Jangan pernah dustai hatimu, Rin. Di hatimu ada Ardi bukan Aku, Zee” jelas Zee. “Sudahlah Rin,,,Gue sudah cukup senang bisa mengenal orang yang Gue sayang sejak Sekolah Dasar hingga sekarang, walau Gue tahu, cintanya bukan untuk Gue. Thank you so much about all that you ever give to me, Bye!!!” akhirnya air mata yang dibendung Zee akhirnya membajiri wajahnya yang putih lembut dengan tampang bulenya itu. Dan Zee pun segera masuk ke dalam pesawat disertai lambaian tangan.
Beberapa menit kemudian pesawat menuju Prancis pun mendarat dengan mulus. Arine meminta kepada 4 sahabatnya untuk meninggalkannya sendirian. Pada saat Arine berjalan sendiri dengan lesu dan sedih memikirkan Zee, tiba-tiba saja Arine menabrak sebuah koper seorang pemuda. ”BRAAAAAKKK!!!!!”
“Adu sakit,,” keluh Arine sambil memegang lututnya.
“Maaf. Maaf, aku tidak sengaja” jawab pemuda itu.
Mereka pun saling berpandangan, melihat tatapan keduanya. Ternyata mereka saling mengenal. Hingga membuat mereka terdiam dan membisu.
“ARDI???” Arine tak menyangka bahwa mereka akan bertemu dalam kondisi yang tak diduga-duga. Mengapa tidak?? Arine mencoba untuk melupakan Ardi dan berusaha untuk menerima Zee di Hatinya, namun itu sia-sia. Ternyata masih ada hati untuk Ardi, walaupun Ardi pernah meninggalkanya selama 4 tahun.
“Arine??” tanpa sepengetahuan Ardi, air matanya jatuh menetes melihat Arine telah banyak berubah. “Rin, aku pulang karena kamu. Aku gak bisa hidup tanpa kamu. Aku mencoba untuk mencari pengganti kamu, tapi hati Ku selalu ingat kamu. Rin,,kembalilah kepada Ku. Aku khilaf yang telah memutuskan diri Mu Cuma karena tidak bisa menerima pacaran jarak jauh.. tolong Rin, kembalilah pada Ku. Aku sayang Kamu dan Aku sangat mencitai Mu.
Mendengar Ardi berbicara seperti itu, timbul kembali rasa yang pernah Ia rasakan saat masih bersama Ardi. Arine pun sesegera mungkin menghapus air mata dengan jari-jarinya. Arine tidak bisa membohongi dirinya, Ia memang masih sayang Ardi, tapi Ia juga tidak bisa melupakan Zee. Sekejap Arine melihat pesawat yang menembus awan putih, terlintas wajah Zee terseyum manis. Dalam hati Arine berbicara “Zee, apa Kamu senang melihat Aku kembali dengan Ardi. Setelah Aku mencoba untuk menerima Mu, begitu berat bagi Ku untuk melupakan Ardi hingga sekarang ini.”
“Ardi, Aku juga masih sayang Kamu. Tapi Aku mau Kamu harus janji dengan Ku” ujar Arine dengan permintaannya itu.
“JANJI?? Aku akan janji asal Kamu mau kembali pada Ku.” Jelas Ardi.
“Baiklah” Arine berusaha untuk mengatur nafasnya dan menahan tangisnya harunya karena melihat orang yang Ia cintai ternyata kembali lagi kepadanya. “Aku mau, kamu jangan pernah ragukan hati Ku untuk Mu. Jangan tinggalkan Aku kecuali maut yang memisahkan kita dan Kakan membahagiakan Aku. Dan mau berbagi suka dan duka bersama Ku.” Jawab Arine dengan wajah yang dibanjiri air mata.
“Aku janji Rin, untuk Mu apa saja akan Ku lakukan, asal Kamu bahagia dan mau kembali pada Ku.” Jawab Ardi dengan senang, terharu dan senyum yang manis.
Mereka pun melepaskan rasa rindu mereka dengan saling berpelukan tanpa menghiraukan orang-orang sekeliling mereka di Bandara.
            Hari demi hari, bulan demi bulan hingga tahun demi tahun telah Ardi dan Arine lalui bersama hingga mereka menikah dan dikaruniai 2 orang anak yang cantik dan ganteng. Akhirnya Arine bisa hidup bahagia bersama pilihannya sendiri, yaitu seseorang yang pernah mengisi hatinya dimasa lampau dan sekarang kembali untuk mengobati luka yang pernah seseorang itu lakukan kepada Arine. Sedangkan Zee, Ia sekarang telah menjadi seorang dokter terkenal di Prancis dan telah menemukan pasangan hidupnya yang telah dikaruniai 2 orang putra dan 2 orang putri yang manis.
***TAMAT***

0 komentar:

Posting Komentar

 

dwita's story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea