Rabu, 23 Juli 2014

Kutipan : Buku

Diposting oleh dwita is Miss CueX di Rabu, Juli 23, 2014

Cerita Ibu Tentang Ikhwan Sejati

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya
Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati.
Sang ibu tersenyum dan menjawab

Ikhwn sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar.
Tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang.
Tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat disekitarnya.
Tetapi dari sikap bersahabatnyan pada generasi muda bangsa.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia dihormati di tempat kerja.
Tetapi bagaimana ia dihormati di dalam rumah.
Tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang.
Tetapi dari hati yang ada di balik itu.

Ikhwan sejati bukannya dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja.
Tetapi dari komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari barbel yang dibebankan.
Tetapi dari tabahnya menjalani luka-liku kehidupan.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya ia membaca Qur'an.
Tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.

Setelah itu, ia (anak pria) bertanya
"Siapakah yang dapat memenuhi kriteria itu, Ibu?"

Sang Ibu memberinya buku dan berkata
"Pelajari tentang dia"

"MUHAMAD", judul yang tertulis dari buku itu.

----
Terjemahan bebas oleh Desita Arrova Dewi MaPi No. 1, 1422
(penulis mengutip dari buku : Ketika Orang Tua Tak Lagi Dihormati)



0 komentar:

Posting Komentar

 

dwita's story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea